Halaman

Senin, 01 Oktober 2012

Tersenyumlah, Senyum Merupakan Ibadah :)

Rasulullah SAW bersabda, “Senyum adalah sodaqoh.” Senyum adalah perilaku sederhana yang memberi dampak luar biasa. Tak seorang pun di dunia yang tidak bisa tersenyum. Bahkan tak seorang pun yang tidak menjadi lebih bahagia dengan senyumnya sendiri, bahkan mengalirkan kebahagiaan lebih kepada orang lain, dengan senyum. Seorang yang sedang sempit hatinya karena tertimpa musibah, bisa merasa lapang sejenak jika ia memaksakan tersenyum. Ketika merasa lapang itu pikirannya pun jernih, dan peluang untuk mendapatkan jalan keluar dari musibahnya lebih besar. Berbeda jika menghadapi musibah dengan cemberut atau sedih yang berlarut-larut. Pikiran akan terus buntu dan jalan keluar pun semakin menjauh dari jangkauan

Contoh lain, ada dua warung bersebelahan dengan dagangan yang sama, bisa berdampak beda hanya karena senyum. Orang akan cenderung datang kepada warung yang pedagangnya murah senyum. Jika pedagang yang murah senyum tersebut ahli ibadah, maka dia akan mendapat kebahagiaan hati, pelanggan yang setia, disayang para malaikat dan mendapat pahala berlimpah di akherat.

Senyum, memberi dampak begitu besar bagaimanakah lagi perilaku lain yang lebih besar dan kompleks. Bahkan Iman kita mengatakan bahwa perilaku kita bukan hanya berdampak di dunia tetapi akan sampai dampaknya ke akherat. Allah SWT berfirman, “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar dzaroh pun, niscaya Dia melihatnya; dan barang siapa yang mengerjakan kejelekan sebesar dzaroh pun, niscaya Dia melihatnya.” Ini menunjukkan bahwa perilaku kita berpengaruh di dunia dan di akherat.

Kalau kita renungkan berapa persen kita berkuasa atas tubuh kita untuk mengatur perilaku? Ternyata tidak sampai 10%, yaitu otot-otot sadar saja. Contoh, perilaku makan sampai menjadi sel-sel tubuh yang membangun keseluruhan tubuh. Berapa persen kontribusi perilaku sadar kita? Ambil makanan yang kita pilih, suapkan, kunyah dan telan. Setelah itu kita tidak pernah berkuasa atas perubahan kimiawi dan biologis yang terjadi. Menjadi seberapa besar otot, lemak dan tulang kita. Menjadi seberapa lebat rambut, seberapa tebal kumis dan bulu yang lain. Menjadi seberapa tinggi dan gemuk. itu semua adalah kekuasaan Allah SWT yang diberikan kepada semua manusia dengan cara yang sama.

Begitu pula proses terjadinya ilmu dalam diri kita. Kita hanya perlu membaca, melihat, mendengar, mengecap, mencium dan merasa. Dengan kata lain kita hanya mengindra. Lalu untuk memperdalamnya kita perlu meniru, mengulang, mendemonstrasikan dan mensimulasikan. Yang pada hakekatnya adalah proses pengindraan juga. Kita tidak perlu menyadari dan berkontribusi langsung terhadap proses selanjutnya. Karena proses konstruksi ilmu tetap terjadi di otak meskipun kita tidur atau pingsan.

Hukum manajemen yang begitu rumit hanya dirangkum dalam 4 huruf saja, yaitu POAC (planning, organizing, actuating, controlling). Sukses berdagang diramu hanya dengan 4 huruf, yaitu 4 P (product, price, place, promotion). Jaminan kualitas pun disederhanakan menjadi 4 huruf saja, yaitu PDCA (plan, do, check, act). Dan dari yang sederhana itu jika dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dampaknya sungguh luar biasa.

Pelajaran apa yang bisa kita ambil? Seolah-olah Allah SWT mengatakan, “Wahai manusia, kalian cukup melakukan yang 10% saja. 90% sisanya sudah Aku berikan dalam bentuk paket yang sempurna.” Renungkanlah jika untuk menjadi sel tulang, otot, darah dan sebagainya kita harus melakukannya dengan sadar. Padahal untuk bernafas dan berkedip pun kita sering tidak sadar.

Bagaimana dengan ibadah dan dampaknya? Silahkan sambil menunggu di antrian atau sedang naik kendaraan, kita buat daftar perilaku sadar yang akan mengantarkan kita masuk ke dalam surga. Saya yakin tidak akan lebih dari satu halaman buku. Bukankan Allah sudah merangkumnya dalam kalimat yang sangat sederhana, yaitu 3 I : IMAN, ISLAM, IHSAN. Tinggallah sekarang seberapa besar kita sungguh-sungguh berniat mensyukuri rahmat dan ni’mat Allah yang Maha Sempuna ini.

Selamat menunaikan amal-ibadah. Mulailah dengan senyum. Amalkan perilakunya yang sederhana ini dan raihlah buah dan pahalanya yang agung dan mulia. Dengan taufiq dan Hidayah Allah SWT. Amin ya Robbal Alamin.

sumber: http://gurupembaharu.com/home/senyum-adalah-ibadah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate